Rabu, 30 Mei 2012

Analisa Kredit

Apa itu analisis kredit ?
Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar.
Sedikitnya ada 5 aspek yang harus dianalisis dalam menganalisis kredit, antara lain :
1. Aspek Manajemen
2. Aspek Pemasaran
3. Aspek Teknis
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Legalitas dan Agunan

Kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, kita bagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Kredit Produktif
2. Kredit Konsumtif.

Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa kita pakai dalam menganalisis kredit modal kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP Method, NPV Method dan IRR Method.
Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari data keuangan perusahaan yaitu laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada bank.
Demikian gambaran singkat mengenai analisis kredit, dan untuk lebih jauh lagi mengenai analisis kredit ini, teman-teman bisa mempelajari lewat buku "Analisis Kredit" dan "Analisa Laporan Keuangan".
Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):

Prinsip 6 C’s Analysis, yaitu sebagai berikut:
1. Character
Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain:
a.    Meneliti riwayat hidup calon nasabah;
b.    Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya;
c.    Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur);
d.   Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada;
e.    Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi;
f.     Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya.

2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank.

3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.
Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut ini:
a.    Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
b.    Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus
c.    Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank.
d.   Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan.
e.    Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan , administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar.

4. Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.

5. Condition of Economy
Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain:
a.    Keadaan konjungtur
b.    Peraturan-peraturan pemerintah
c.    Situasi, politik dan perekonomian dunia
d.   Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran

6. Constraint
Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.
Dari keenam prinsip diatas, yang paling perlu mendapatkan perhatian account officer adalah character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, prinsip lainnya tidak berarti. Dengan perkataan lain, permohonannya harus ditolak.

http://arsasi.wordpress.com/2008/09/21/analisa-kredit-6c/
http://www.ombar.net/2012/03/tujuan-dari-adanya-analisis-kredit.html
http://dedemulyana.blogspot.com/2008/08/analisis-kredit.html

Minggu, 08 April 2012

Analisa Perubahan Pendapatan

Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan : Sumber pendapatan dan Produk dan kegiatan utama perusahaan.

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi (selama periode) yang timbul dalam rangka kegiatan usaha dari suatu badan bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan meningkatkan kontribusi dari ekuitas peserta. (IAS 18,7). Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dengan pertimbangan diterimanya piutang.(IAS 18,9) .

Pengakuan PendapatanPencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan.

Proses terbentuk dan terealisasinya pendapatan :
1. EARNING PROCESS (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan .Pendapatan dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan (produksi, penjualan dan pengumpulan piutang).
2. REALIZATION PROCESS (proses realisasi pendapatan) .Pendapatan dianggap terbentuk setelah produk selesai dikerjakan dan terjual langsung / atas dasar kontrak penjualan.

Sumber pendapatan :
1. Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang obligasi dan pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat berharga atau penjualan anak/cabang perusahaan.
3. hadiah , sumbangan atau penemuan
4. revaluasi aktiva
5. penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk

Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

KarakteristikPendapatan : P&L menyatakan bahwa pendapatan dapat ditinjau dari 2 aspek : FISIK & MONETER
1. Aspek fisik : pendapatan adalah hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba
2. Aspek moneter : pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/analisis-perubahan-pendapatan/
http://irnawt.wordpress.com/2011/04/01/analisis-perubahan-pendapatan/

Selasa, 27 Maret 2012

BREAK EVENT POINT

A.    Break Event Point ( BEP )

Arti analisis BEP adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroprasi dalam kondisi memperoleh pendapatan ( laba ) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Lebih lanjut harus dijual agar kita memperoleh keuntungan, baik volume penjualan dalam unit maupun rupiah.

Tujuan Analisis Titik Impas / BEP
Penggunaan analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1.mendesain spesifikasi produk 
2.menentukan harga jual persatuan
3.menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalamikerugian
4.memaksimalkan jumlah produksi
5.merencanakan laba yang diinginkan

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak rugi, atau laba sama dengan nol. Melalui titik BEP, kita akan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena itu, analisis ini juga sering disebut dengan nama cost profit volume analysis.

Rumus yang Digunakan
Untuk mencari titik BEP dapat kita gunakan beberapa model rumus. Pemakaian rumus dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan tujuan pemakai. Hanya saja masing-masing rumus memiliki keuntungan atau kelebihan masing-masing. Misalnya rumus matematika dengan grafik tentu memberikan informasi yang berbeda dalam arti luas, seperti lengkap tidaknya informasi yang diberikan dan kemudahan dalam menggunkan. Sebagai contoh,dengan menggunakan model matematik, kita dapat dengan mudah mencari dan mengetahui titik impas suatu produk. Sebaliknya, penggunaan model grafik memberikan informasi yang diberikan cukup luas dan dapat dibuatkan grafik dengan mudah pula. Berikut beberapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis BEP :

Dengan rumus Matematik 
a.analisis titik BEP dalam unit

BEP = FC / P - VC

keterangan :
BEP       = Break Even Point
FC         = Fixed Cost
VC        = Variable cost
P           = Price per unit
S           = Sales volume

b.  analisis titik BEP dalam rupiah

                                                BEP = FC / ( 1 - VC / S )

Contoh Kasus :
Diketahui :PT. Sungailiat memiliki usaha di bidang alat perkakas gergaji dengan data sebagai berikut :
1.      kapasitas produk yang mampu dipakai adalah 100.000 unit mesin gergaji
2.      harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5.000 unit
3.      total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000 dan total biaya variable sebesar Rp. 250.000.000

Perincian masing – masing biaya adalah sebagai berikut :
1.      Fixed Cost
Over head pabrik                                Rp.   60.000.000
Biaya distribusi                                    Rp.   65.000.000
Biaya administrasi dan umum               Rp.   25.000.000
Total biaya tetap                                  Rp. 150.000.000

2.      Variable Cost
Biaya bahan langsung                         Rp.   70.000.000
Biaya tenaga kerja langsung               Rp.   85.000.000
Overhead pabrik                               Rp.   20.000.000
Biaya distribusi                                  Rp.   45.000.000
Biaya administrasi dan umum             Rp.   30.000.000
Total biaya variabel                           Rp. 250.000.000

Pertanyaan : Cari BEP dalam unit maupun rupiah
Jawab  :
Kapasitas produksi 100.000 unit
Harga jual perunit Rp.5.000

Total penjualan 100.000 unit X Rp.5.000 = Rp 500.000.000

Biaya tetap unit = 150.000.000 / 100.000 = Rp.1.500 perunit
Biaya variabel unit = 250.000.000 / 100.000 = Rp.2.500 perunit

Ringkasan Buget laba rugi adalah sebagai berikut :
Total penjualan 100.000 unit x Rp.5000,- …………Rp.500.000.000,- (100 %)
Total biaya variabel ………………………………..Rp.250.000.000,- ( 50 %)
Marginal Income …………………………………..Rp.250.000.000,- ( 50 %)
Total biaya tetap …………………………………...Rp.150.000.000,- ( 30 %)
Laba ….....................................................Rp.100.000.000,- ( 20 %)

Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :
BEP unit = Rp.150.000.000 / Rp. 5.000 – Rp. 2.500 = Rp. 60.000 perunit

kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :
BEP rupiah = Rp.150.000.000 / ( 1 – Rp. 250.000.000 / Rp. 500.000.000 ) = Rp. 300.000.000

Cara lain dapat dilakukan untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :BEP = Unit BEP x harga jual unitBEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-

kurva BEP





B.  Margin of Safety
(MOS) merupakan persentase batas penurunan penjualansampai dengan keadaan BEP. Margin of safety ini juga merupakan batas resiko penurunan penjualan hingga tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Pengertian Margin of Safety menurut Bambang Riyanto (2001:366)adalah: “ margin of safety merupakan angka yang menunjukkan jarak penjualan yang direncanakan atau budget sales dengan penjualan break even. Dengan demikian maka margin of safety adalah juga menggambarkan jarak batas jarak, dimana jika penjualan melampaui, batas tersebut penjualan akan merugi”

Rumus untuk mencari margin of safety adalah:
Margin of safety = penjualan yg direncanakan – penjualan BEP / penjualan yg direncanakan x 100%

C.  Degree Of Leverage
Analisa Leverage
Perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu menggunakan modal kerja dan modal tetap seperti bangunan, tanah, gedung dan lain  lain yang usianya relatif untuk jangka panjang  atau diatas satu tahun. Dengan menggunakan aktiva tetap tersebut maka perusahan akan menanggung biaya tetap..
Dalam memenuhi kebutuhan modal tetap perusahaan bisa menggunakan modal sendiri atau pinjaman dari pihak lain yang tentunya akan menanggung beban bunga. Untuk mana penggunaan yang tepat menggunakan modal  sendiri atau pinjaman maka diperlukan analisis leverage.  Leverage adalah penggunaan sumber dana atau aktiva tetap dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau menanggung beban tetap.
Leverage terdiri dari 2 macam :
1.     Leverage operasi : penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan terus menanggung biaya tetap berupa penyusutan. Dan perusahaan mengharapkan penghasilan yang diperoleh mencukupi untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel
2.     Leverage Financial : penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan menanggung beban tetap berupa bunga.dan diharapkan  penghasilan akan lebih besar dibanding  biaya bunga.
Hubungan leverage dengan laporan rugi laba adalah
Penjualan, Harga pokok penjualan, laba kotor biaya operasi, EBIT adalah masuk pada leverage operasi.
Bunga, EBT, Pajak, EAT adalah masuk pada kelompok leverage Financial.
Leverage Operasi
Dalam hal ini perusahaan akan mengukur  sejauh mana perubahan pendapatan terhadap keuntungan operasi. Dengan mengetahui tingkat leverage operasi perusahaan bisa menaksir peruabahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan.  Ukuran leverage  operasi adalah dengan Degree of operating leverage ( DOL )  artinya bila DOL diketemukan 2 maka bilamana penjualan naik atau turun sebesar   10 %  maka keuntungan bi sa diprediksi  akan naik  atau  turun  sebanyak 2 kali. Berarti 2 x 10 % = 20 %. Semakin tinggi DOL maka perusahaan akan semakin beresiko karena  harus  menanggung beban tetap yang tinggi pula. Untuk menghitung leveragem operasi digunakan rumus : 
DOL =  % perubahan EBIT dibagi dengan % perubahan sales
Contoh Kasus :
Sebuah perusahaan dihadapkan oleh dua mesin yaitu :
Mesin A                Mesin B
Harga per unit                 5.000                     5.000
Biaya Variabel                 4.000                     3.000
Biaya Tetap                     100.000               500.000
Volume penjualan diperkirakan  500 unit , maka bila dihitung besarnya DOL masing masing jenis mesin adalah.
Perhitungan Laba Operasi :
Mesin A                Mesin B
Penjualan                        2.500.000              2.500.000
Biaya Variabel                 2.000.000 1.500.000
Kont. Margin                      500.000                  ?
Biaya Tetap                     100.000 500.000
EBIT                                   400.000                 ?
Bunga                                 100.000 300.000
EBT
Pajak
EAT

DOL A      =      2.500.000 -  2.000.000
2.500.00       – 2.000.000 – 100.000
=    ?
Dengan DOL A =  ?    apabila penjualan mengalami penurunan sebesar 40%  maka EBIT akan turun  ?  x 40% = ?.  dengan demikian EBIT mesin A  akan turun sebesar  ? x 400.000  = ?
Hitung  Mesin B  dan bagaimana kesimpulan anda ?
Leverage Financial
Leverage ini terjadi karena perusahaan menggunakan sumber dana pinjaman yang menyebabkan beban tetap dan ukuran leverage ini adalah : Degree of Finanxial leverage dengan rumus
DFL.= ….EBIT……  dibagi dengan EBIT – Bunga




http://www.scribd.com/doc/21097489/Analisis-BEP
Sumber: Martono (2000:289)
http://www.scribd.com/doc/52981179/6/H-Margin-of-Safety
http://paknurcahyo.wordpress.com/2010/10/07/cara-mudah-menghitung-analisa-leverage-dalam-manajemen-keuangan/