Senin, 28 November 2011

Cerpen Cinta

Bagi banyak orang, mungkin motorku sudah layak untuk segera dimusiumkan. Namun aku berpendapat lain. Terlalu banyak kenangan yang aku punyai dengan motor ini. Berderet-deret peristiwa dan kejadian yang telah kulalui dengan motor butut ini. Motor ini pernah sangat berjasa mengantarku ke sekolah tiap hari di tiap pagi sewaktu masih SMA dulu, mulai dari kelas satu hingga akhirnya aku lulus. Motor yang setia mendengar keluh kesahku dikala aku sedang gelisah, menemaniku menghabiskan malam sambil duduk merenung di sudut remang kota. Motor yang mengajarkan padaku, bahwa ternyata hidup prihatin itu bisa pula dinikmati.
Namun dibalik semua kisah itu, motor inilah yang mengajarkan padaku, bahwa memang masih ada perempuan yang tak menilai laki-laki hanya dari materi semata. Mengajarkan bahwa kesetiaan dan menerima apa adanya ternyata masih bisa ditemui di tengah dunia yang makin materialis dan penuh perhitungan untung-rugi.
Aku mengenal Marieta ketika aku memasuki kuliah semester dua. Kami memang satu angkatan. Namun aku termasuk laki-laki yang sulit untuk bisa bergaul cair dengan teman lawan jenis. Sehingga tak mengherankan, aku baru bisa banyak kenal dengan teman perempuan ketika sudah menginjak semester dua, Marieta adalah satu diantaranya.
Sebenarnya semuanya bermula biasa saja. Aku mulai dekat dengan Marieta ketika aku sering meminjam catatan kuliahnya. Maklum saja, aku termasuk mahasiswa yang rajin sekaligus pemalas. Rajin membolos dan kalau toh pun masuk kuliah, aku sangat malas mencatat. Mengapa aku suka meminjam catatan Marieta pun sebenarnya sederhana saja. Dia termasuk mahasiswa yang sangat jarang membolos, catatannya sangat lengkap dan tulisannya mudah dibaca. Untungnya pada semester dua itu, semua mata kuliah yang aku ambil, Marieta juga mengambilnya. Walaupun ada sedikit perbedaan antara mata kuliah yang dia ambil dengan yang aku ambil. Tentunya mata kuliah yang dia ambil lebih banyak daripada yang aku ambil. Sebuah hal lumrah bagi seorang mahasiswa seperti aku.
Akhirnya tanpa sadar, seringkali pula aku mengembalikan catatan sampai harus pergi ke kosnya. Memberikan catatan, dilanjutkan dengan ngobrol sebentar, lalu pulang. Satu dua kali tak mengapa, tak terasa ada perbedaan. Semuanya biasa saja. Namun lama kelamaan, kebiasaan ngobrol setelah mengembalikan catatan seringkali dilanjutkan dengan makan bersama. Terkadang makan di warung sebelah kosnya, namun lebih sering makan masakannya sendiri. Bagi lidahku masakannya termasuk enak, tak kalah dengan masakan warung sebelah kosnya.
Mungkin benar kata orang Jawa, witing tresna jalaran saka kulina. Datangnya cinta karena pertemuan yang sering dan berlangsung lama. Sejak sering ngobrol, makan bersama, kami pun lama-kelamaan suka saling curhat. Dari saling curhat itulah aku mulai merasa bergantung kepadanya, merasa membutuhkannya, merasa nyaman didekatnya dan ingin selalu ada di dekatnya. Ada satu hal yang berubah semenjak aku dekat dengan Marieta, aku jadi jarang bolos kuliah lagi. Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Bisa jadi akibat dari aku, dengan terpaksa namun bahagia, sering mengantar dan menjemputnya ketika pergi kuliah.
Pada pertengahan semester tiga pun kami mulai jadian. Pertama jadian, sebenarnya aku merasa kurang percaya diri. Maklum saja, seminggu setelah jadian aku baru mengetahui kalau dia ternyata anak seorang pengusaha sukses. Jauh berbeda dengan aku yang anak pegawai biasa, yang bisa kuliah dengan nyambi jaga warnet kepunyaan pakdhe. Lumayanlah, untuk bisa membayar SPP tiap semester dan sekedar jajan. Aku kira dia anak orang biasa seperti aku. Kos-kosannya biasa saja, tidak terlalu banyak fasilitas yang tersedia. Membuat tugas kuliah juga di rental komputer. Seringkali pula dia lebih suka memasak sendiri daripada membeli makanan di warung. Dia juga suka memcuci bajunya sendiri daripada menyerahkannya ke laundry atau tukang cuci. Bukan karena tidak punya uang, tetapi katanya biar dia bisa belajar mandiri.
Aku baru mengetahui semuanya ketika salah seorang teman kosnya bercerita padaku. Meskipun teman kosnya pernah berjanji pada Marieta tidak akan pernah bercerita tentang latar belakang keluarganya pada siapapun. Hingga akhirnya setelah sebulan kita jadian, aku memberanikan diri bertanya padanya. Apakah dia tidak merasa malu, punya pacar anak orang biasa-biasa saja, hanya punya sebuah motor lawas, tidak ber-HP, di kampus nggak pintar-pintar amat dan punya wajah yang berada di bawah standar pasar. Sedangkan dia anak orang kaya, cakep, rajin, pintar lagi. Belum lagi masih banyak teman-teman kampus lain yang lebih kaya dan cakep dariku yang juga menaruh hati padanya. Mengapa dia lebih memilih aku daripada mereka. Namun apa jawaban yang aku dapat. Sambil memegang kedua tanganku dia berujar, “Ternyata kamu sudah tahu ya kalau ternyata aku anak orang… Hmm, namun bagiku ketulusanmu, kejujuranmu, kemauanmu untuk terus maju dan berubah serta perhatianmu sudah merupakan lebih dari cukup bagiku.” Sebuah jawaban yang sanggup menenangkan hatiku.
Satu hal yang paling aku sukai dari Marieta, dia sangat menghargai rasa sayangku terhadap motor bututku. Dia menyadari bahwa sudah terlalu banyak kenangan yang pernah aku lalui dengan motorku itu. Dia pun tak pernah keberatan aku antarkan kemanapun dengan motor itu. Pernah dia berujar, “Tahukah kenapa aku sangat suka naik motormu ini, Mas?” Sebelum aku sempat menjawab dia menimpali, “Dengan naik motor ini, waktu kita berduaan semakin lama. Karena motor ini nggak bisa ngebut. Satu lagi yang aku sukai dari motormu, pastinya nggak ada cewek selain aku yang mau kamu bonceng dengan motormu ini.”
Sebuah jawaban yang sempat membuat aku sewot dengannya seharian. Namun sebelum sewot hari itu berubah menjadi kejengkelan, sambil menyuguhi aku segelas kopi panas dia berujar, “Tadi cuman guyonan kok, Mas. Jangan marah ya. Sebetulnya, dengan motor itu, aku menemukan sebuah sosok yang sederhana dan mau terbuka dengan orang lain tentang keadaanmu yang sebenarnya. Itulah yang membuatku tertarik padamu. Kamu mempunyai kepribadian yang kuat.”
Motor butut dan Marieta mengajarkanku banyak hal. Tentang makna-makna yang tersembunyi di balik simbol-simbol. Yang mungkin jarang kita tangkap, kita mengerti dan kita pahami.
Semua orang di kampus sudah mengetahui tentang hubungan kita. Walaupun terkadang mereka juga tidak percaya sepenuhnya. Mungkin karena ketika di kampus, kita sangat jarang terlihat berduaan. Memang sewaktu berangkat dan pulang kita berboncengan dengan motor bututku. Namun setelah itu, entah aku ke utara dan dia ke selatan, itu adalah hak masing-masing. Baru nanti pada jam yang telah disepakati sebelumnya kita bertemu di bawah pohon beringin di parkiran.
Namun itu pun juga berangsung hanya sampai pertengahan semester lima. Pada semester lima kami sering berbeda jadwal, apalagi sekarang pakdhe membuka warnet baru dan aku diminta untuk mengelolanya. Sedangkan Marieta makin hari juga makin larut dengan aktifitasnya di lembaga pers mahasiswa di fakultas. Semua itu memunculkan konsekuensi, kami mulai jarang bertemu. Yang biasanya kami tiap hari bertemu, sekarang berangsur berkurang menjadi tiga hari sekali. Untungnya kami bisa saling belajar untuk saling memahami kondisi masing-masing. Pernah pula pada suatu waktu, kami tak bertemu selama seminggu dan ketika aku telpon dia di kos. Dia menjawab dengan nada sewot, padahal pada saat yang sama aku harus segera ke warnet. Karena ada beberapa komputer yang bermasalah. Terpaksa, hari itu aku mengajaknya berkencan di warnet baru pakdhe. Sekali dayung dua pulau terlampaui.
Sejalan dengan waktu tak terasa hubungan kami sudah berlangsung selama tiga tahun. Bagiku hubungan antara aku dan Marieta cukup menarik. Latar belakang yang berbeda membuat kami harus saling berkerja keras untuk bisa saling memahami. Tak jarang pula salah paham terjadi. Mulai dari hal-hal yang kecil dan remeh sampai hal-hal yang prinsipil. Walaupun akhirnya bisa diatasi dengan berdiskusi dan saling instropeksi.
Untaian waktupun akhirnya memaksa kita untuk harus segera menyelesaikan kuliah. Untunglah segalanya berjalan lancar, walaupun seringkali aku tak bisa mengantarkannya ketika harus berburu buku atau data-data skripsi. Ternyata ada hikmah dari kondisi kami yang jarang saling bertemu. Kami mulai mengurangi ketergantungan satu sama lain.
Walaupun kami menyelesaikan skripsi tidak bersamaan, namun kami memutuskan untuk wisuda bersama. Pada waktu itu akulah yang bisa menyelesaikan skripsi terlebih dahulu. Baru enam bulan kemudian, Marieta menyelesaikan skripsinya. Kami berharap dengan momen wisuda besok, kami bisa mempertemukan kedua keluarga kami. Kami berdua ingin bahwa hubungan yang telah lama terjalin ini terus berlanjut ke tahapan yang lebih serius.
Seiring berjalannya sang waktu, akupun sekarang ada di sini. Di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota Yogyakarta. Sedang menikmati indahnya minggu pagi sambil mengelus-elus motor lawas kesayanganku yang sudah tak butut lagi. Sedangkan Marieta dan anak kami yang sudah menginjak usia tiga tahun sedang bermain di halaman belakang. Memang, kami akhirnya menikah dan berkeluarga. Aku sekarang bekerja dengan membuka toko komputer di bilangan pusat kota, sedangkan Marieta membuka tempat penitipan anak dan play group di rumah sebelah.


  
http://www.burahol.com/2011/05/cerpen-cinta.html

Minggu, 20 November 2011

Remember This Day

When can laugh together
When can coexist
Sing a love song
Already a distant memory
Only with a touch of
Touch of the lips that made me afraid to lose
A kiss that made me lose consciousness
Her realize how sick of this pain
And a kiss is just for you
I just wanted you to know
For this love to you
So remember this day
Because I’m afraid I can’t see you again
Please look into my eyes
And going down to your heart
Hear my heart says
So many screams in my heart
Is that I love you
Please sing a love song to me
Make me better than before
Forget if you’re always there by my side
Like my guardian angels

♥♥ _MoMi_ ♥♥

Surat Order

PT. MoMi Sarana
Jl. Sudirman Raya, No. 125 Jakarta Selatan. Tlp. 024.678123
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
13th October 2011
No. : 58/GSA/VII/11

PT. Tommo Sejahtera
Jl. Kalijati No. 46
Bandung

Dear Mr. Tommo,

We are pleased to acknowledge your order No. 23/IDJ/III/2011 dated 1st October 2011. About 2 units television SONY 23’’ and 5 unit if KDK-K-989C type. Your order is already dealt with. We will inform you when consignment is ready for delivery. We assumed that the stuff will arrive tomorrow.

As your wish, we use Ninggar jaya insurance company. We also enclose the copy of the letters due to this consignments.

Please do not hesitate to contact us if you require further information.

We thank you for your custom and again look forward to being of service to you in the future.

Yours sincerely,


Ninggar K 

Manager 

Rabu, 16 November 2011

Never Ending Friend


Di setiap hembusan nafasmu
bukan saja kurasakan
perhatian yang lembut,
namun juga pengorbanan,
kerelaan untuk mendengarkan.

Mendengarkan seakan aku bayi
yang baru belajar bicara.
Mendengarkan seolah tak rela
satu huruf pun terlewatkan.
Mendengarkan tanpa menghakimi,
sehingga aku berani
menjadi diri sendiri

Di kehangatan kata-kata riangmu,
tercium wangi serumpun melati
yang mekar di jiwamu.
Kata-kata yang membesarkan hati,
memperkokoh percaya diri,
dan membuat rasa takut pergi.
Kata-kata jelmaan seruling gembala
yang menggiring kerbau-kerbau rinduku
berduyun-duyun menuju kandangmu

Di balik keceriaan-mu terbayang
Samudera jiwa besar yang teduh
tempatku menentramkan diri
Samudera bening tempatku bercermin yang
tak pernah bosan mendorongku memperbaiki diri
Samudera yang setia menemaniku berlayar
di jalan lurus yang diridhai Ilahi

Sabtu, 12 November 2011

Perbedaan Sistem Life Cycle dengan System Development Life Cycle


1.  System Life Cycle (SLC)
System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan sistem informasi dasar-dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.
Beberapa SLC terdapat dalam perusahaan yang menggunakan komputer, mungkin ada seratus atau lebih. Pada kenyataannya SLC adalah sarana yang digunakan oleh manajemen untuk melaksanakan rencana strategis. Konsep life cycle menjadikan segala sesuatu yang tumbuh, menjadi dewasa setiap waktu dan akhirnya mati. Pola ini digunakan untuk sistem dasar komputer seperti subsistem pemrosesan data atau SSD.
System Life Cycle terdiri dari lima fase yaitu :
1.  Fase Perencanaan
     Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.
2.  Fase Analisis
Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol.
3.  Fase Desain
Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru.
4.  Fase Pelaksanaan / Implementasi
Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem.
5.  Fase Pemakaian / Penggunaan
Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan. Dari kelima fase di atas, empat fase di awal disediakan untuk dikembangkan, jadi metode yang ada didalamnya dapat berkembang sesuai zaman. Sedangkan fase yang terkahir tidak untuk dikembangan, hanya sebagai pelaksanaannya saja.
a. General Systems Life Cycle (GSLC)

Merupakan fase-fase utama (general) yang terjadi pada semua sistem, baik sistem biologis, fisikal, sosial ataupun sistem lainnya. Adapun fase-fase tersebut terbagi dalam empat fase, yaitu :
a. Development (introduction)
b. Growth
c. Maturity
d. Deterioration (decline)

Apabila digambarkan, GSLC akan terlihat seperti berikut :


    |                          
    |                         +---------------+\
    |                        /:               :  \
    |                      /  :               :    \
    |                    /    :               :      \
    |                  /      :               :        \
    |                /        :               :          \
    |              /          :               :
    |  /--------+/            :               :
    | /    I    :     II      :      III      :    IV
    |/          :             :               :
    +---------------------------------------------------------------
     Development    Growth       Maturity       Deterioration        

            Gambar 4.1 : General Systems Life Cycle (GSLC)


b. Information Systems Life Cycle (ISLC)

Merupakan fase-fase utama (general) yang terjadi pada sistem informasi.
Adapun fase-fase tersebut terbagi dalam empat fase, yaitu :
a. Systems Development (Design)
b. Systems Implementation
c. Systems Operation (Maintenance)
d. Systems Obsolescence

Apabila digambarkan, ISLC akan terlihat seperti berikut :

    |                          
    |                         +---------------+\
    |                        /:               :  \
    |                      /  :               :    \
    |                    /    :               :      \
    |                  /      :               :        \
    |                /        :               :          \
    |              /          :               :
    |  /--------+/            :               :
    | /    I    :      II     :      III      :    IV
    |/          :             :               :
    +---------------------------------------------------------------
     Systems      Systems       Systems Operation  Systems
     Development Implementation (Maintenance)      Obsalescence
     (Design)

           Gambar 4.2 : Information Systems Life Cycle

2.  System Development Life Cycle ( SDLC )
System Development Life Cycle(SDLC) adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
1.Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2.Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3.Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4.Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5.Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak(software)
6.Merancang sistem informasi baru
7.Membangun sistem informasi baru
8.Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan system informasi baru
9.Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah
1.Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2.Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
3.Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
4.Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
5.Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6.Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat
Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem
SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu  :
a. Analysis
b. Design
c. Implementation
Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan hasil kegiatannya (deliverable).Apabila kegiatan utama tersebut dijabarkan ke dalam langkah-langkah yang lebih rinci dapat digambarkan seperti berikut : 
 
+---------------------------------------------------------------------+
:         ANALYSIS        :       DESIGN         :  IMPLEMENTATION    :
+---------------------------------------------------------------------+
                          :                      :
     +---------------+    :                      :
+-->:     Problem   :    :                      :
|   :    Detection  :    :                      :
|   +---------------+  +-----------+          +-----------+
+---------> |          | :         |          | :         |
|   +---------------+  | : +---------------+  | : +---------------+
|   :    Initial    :  | : :    Output     :  | : : Programming / :
|   : Investigation :  | : :               :  | : :     test      :
|   +---------------+  | : +---------------+  | : +---------------+
+---------> |          | :         |          | :         |
|   +---------------+  | : +---------------+  | : +---------------+
|   :  Requirements :  | : :     Input     :  | : :  Training /   :
|   :    Analysis   :  | : :               :  | : :    Other      :
|   +---------------+  | : +---------------+  | : +---------------+
+---------> |          | :         |          | :         |
     +---------------+  | : +---------------+  | : +---------------+
     : Generation of :  | : :     Files     :--+ : :    System     :
     : Alternatives  :  | : :               :    : :  Change Over  :
     +---------------+  | : +---------------+    : +---------------+
             |          | :                      :
     +---------------+  | :                      :
     : Selection of  :--+ :                      :
     : Proper System :    :                      :
     +---------------+    :                      :
 
Gambar 4.3 : Stages of Problem Solving Systems Development Life Cycle (SDLC)

ANALYSIS
Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh analis sistem untuk :
a.Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem
b.Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya.  
c.Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini
d.Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya
 
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah :
 
1. Problem detection
a. Tujuan     :Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang manfaatnya (memburuk).
b. Hasil      :Laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi dalam sistem.
 
2. Initial investigation
a. Tujuan     :Memerikan sistem saat ini dengan penekanan pada daerah - daerah yang menimbulkan permasalahan.
b. Hasil      :Penjelasan sistem saat ini. 
 
3. Requirement analysis (determination of ideal systems)
a. Tujuan     :Mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari system informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan menimbulkan jarak antara sistem saat ini dengan system yang ideal (yang mengacu ke komputerisasi).
b. Hasil      :Penjelasan kebutuhan analisis terhadap sistem.
 
4. Generation of system alternatives
a. Tujuan     :Menggali (explore) perbedaan dari alternatif sistem dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini dengan sistem idealnya.
b. Hasil      :Dokumen-dokumen tentang alternatif sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem.
 
5. Selection of proper system
a. Tujuan     :Membandingkan alternatif-alernatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik, dan menjualnya (sell) kepada management.
b. Hasil      :Hasil-hasil dari studi sistem.
 
DESIGN
Dalam tahap perancangan (desgin) memiliki tujuan, yaitu untuk :
a. Mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.
 
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah :
 
6. Output design
a. Tujuan     :Memerikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya.
b. Hasil      :Bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).
 
7. Input design
a. Tujuan     :Memerikan bentuk-bentuk masukan didokumen dan dilayar ke sistem informasi.
b. Hasil      :Bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input).
 
8. File design
a. Tujuan     :Memerikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam sistem informasi.
b. Hasil      :Bentuk (forms) dari dokumentasi file.
 
IMPLEMENTATION 
Dalam tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk :
a. Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya.
b. Mengimplementasikan sistem yang baru.
c. Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.
 
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah :
 
9. Programming & testing 
a. Tujuan     :Mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman tertentu, dan mengetest semua program serta memastikan semua fungsi / modul program dapat berjalan secara benar.
b. Hasil      :Coding program dan spesifikasi program.
 
10.Training
a. Tujuan     :Memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem, persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang berhubungan denganp pelatihan (buku-buku panduan sistem).
b. Hasil      :Rencana pelatihan sistem, modul-modul katihan dan sebagainya.
 
11. System changeover
a. Tujuan     :Merubah pemakaian sistem lama ke sistem bari dari system informasi yang berhasil dibangun.Perubahan sistem merupakan tanggungjawab team designer ke pemakai sistem (user organization).
b. Hasil      :Rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract).


http://aplikasi-software.co.id/news/6/Aplikasi-Software-System-Life-Cycle-SLC
http://yuliagroups.wordpress.com/system-development-life-cycle-sdlc/
http://kuliah.dinus.ac.id/ika/asi4.html